MAHALNYA FEE ARSITEK  

Sabtu, 11 Juli 2009

MAHALNYA FEE ARSITEK...

Seberapa pun fee arsitek, akan terasa mahal oleh kita bila :

- Kita merasa, tugas seorang arsitek adalah, menggambar denah.

- Kita merasa, sebenarnya tukang atau kontraktor pun bisa membangun rumah.

- Kita merasa, sebenarnya kita juga bisa menggambar denah.

- Kita merasa, si arsitek toh tinggal contoh desain yang ada dimajalah/brosur developer

- Kita merasa, si arsitek nantinya egois dan mengatur keinginan kita.

Sebenarnya, fee arsitek bisa dirasakan sangat murah bila :

- Kita tahu bahwa, sang arsitek justru memperkaya imajinasi rumah impian kita

- Kita tahu bahwa, sang arsitek membantu membuat rumah yang nyaman

- Kita tahu bahwa, dengan desain yang baik, rumah tersebut lebih 'valuable'

- Kita tahu bahwa, rumah tersebut akan menjadi kebanggan kita, dan dipuji oleh teman2

Mungkin 'kelebihan' diatas sifatnya lebih "kualitatif"...bila kita termasuk orang yang perlu "justifikasi" dalam rupiah, maka perhatikan bahwa :

Yang terpenting, biaya pembangunan, justru sebenarnya akan lebih murah karena :

- Menghindarkan kesalahan desain, alias tidak ada bongkar2 setelah terbangun.

- Rumah berfungsi dengan benar, sehingga tidak ada ruang yang tidak terpakai dan boros.

- Menghindari praktek "kontraktor nakal", karena arsitek umumnya mengerti mengenai

biaya pembangunan yang 'normal'.

Sudah beberapa proyek yang saya tangani, yang sang klien baru sadar bahwa ia membutuhkan jasa arsitek, dan sudah ditengah 'pembangunan' tanpa bantuan arsitek sama sekali; dimana sang klien baru menyadari pentingnya fungsi 'arsitek profesional' setelah melihat banyaknya kesalahan di lapangan, dan uang terbuang percuma bila tanpa bantuan arsitek handal.

Prakiraan saya, tanpa bantuan "saya" atau arsitek lainnya,

pemborosan cost bisa mencapai 30%

Sekarang, murah atau mahalkah fee arsitek menurut anda?


Sumber : Internet

AddThis Social Bookmark Button
Email this post

Harga Jasa Arsitek  

HARGA JASA ARSITEK

Banyak orang awam dalam membangun interior/arsitektur ragu untuk menggunakan jasa arsitek. Karena kawatir biayanya mahal. Tidak sedikit juga email yang datang kepada saya yang mulai dengan pertanyaan berapa biaya jasa arsitek…..

Anda sebaiknya tahu dulu bahwa pekerjaan desain interior dan arsitektur adalah dua hal yang berbeda, meskipun keduanya sama-sama mendesain yaitu mendesain ruang. Technically, definisi kasarnya dari desain arsitektur yaitu mendesain tampak luar, yaitu tampak luar sebuah bangunan, rumah, ruko, rukan, mall atau gedung perkantoran.

Sedangkan desain interior adalah mendesain tampak dalam sebuah ruang. Misalnya mendesain ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, ruang kerja, atau dapur. Termasuk di dalamnya adalah furniture, tetapi tidak terbatas pada barang furniture seperti lemari, meja, kitchen set atau tempat tidur. Desain interior bermain dengan seluruh elemen dalam ruang itu, baik warna cat dinding, lantai, plafon maupun pencahayaan (lighting).

Karena baik arsitektur maupun interior mencakup bidang jasa yang luas, maka harga jasa pun ditentukan oleh berapa luas scope atau lingkup pekerjaan arsitektur maupun desain interior.

Misalnya untuk jasa arsitektur lingkupnya bisa minimal, sedang atau penuh. Yang termasuk kategori minimal adalah jasa pembuatan gambar arsitektur yaitu denah, gambar tampak dan potongan serta pengamatan lokasi/survey.

Yang termasuk kategori sedang adalah jasa minimal ditambah dengan aksonometri eksterior (3D), perspektif ruang dalam (3D), dan gambar bestek (3D). Sedangkan jasa penuh meliputi kategori sedang ditambah dengan gambar system perpipaan, gambar system sanitasi, gambar instalasi listrik, estimasi biaya (RAB) rencana jadwal pembangunan (schedule kerja), dan pengawasan pembangunan.

Selain jasa arsitektur tersebut Anda juga dapat sekaligus meminta jasa pembangunan/kontraktor. Itu berarti anda meminta jasa design and built.

Setiap arsitek mempunyai cara menghitung jasa yang berbeda-beda. Ada yang mendasarkan pada prosentase, pada jumlah m2 atau pada jam kerja (khususnya bila hanya meminta jasa pengawasan). Bila didasarkan pada persentase, kisaran biaya arsitek (jasa penuh) adalah 2 persen s.d. 10 persen dari total biaya (RAB). Semakin besar bangunan Anda tentu semakin kecil nilai persentasenya. Bahkan untuk desain bangunan besar seperti mall atau perkantoran, desain feenya sering kali kurang dari 1%. Nah, Anda tentu dapat menghitung sendiri, maksimal biaya yang dikeluarkan dengan patokan rata-rata pembangunan rumah kualitas standard sekitar Rp 2 juta per meter perseginya.

Jasa desain interior pun menggunakan hitungan prosentasi yang mirip. Umumnya, untuk interior banyak orang lebih suka meminta jasa desain and built. Artinya Anda meminta jasa desain ruang, sekaligus membuat perabotannya, termasuk pengecatan dinding, pembuatan lantai, plafon sampai lighting. Nah, kalau itu dilakukan desain feenya bisa Anda tawar sampai 0%. Kami pun biasa memberikan gratis fee desain bila klien kami meminta jasa desain and built.


Sumber : internet

AddThis Social Bookmark Button
Email this post

PROSES MEMBANGUN RUMAH  

Rabu, 01 Juli 2009

YANG PERLU DIPERSIAPKAN UNTUK MEMBANGUN RUMAH

Semua orang pasti bercita–cita dan berkeinginan mempunyai Rumah sendiri mungkin dengan cara membeli melalui developer atau membangun sendiri.

Mungkin jika Anda berencana membeli Rumah jadi melalui developer Anda tidak perlu terlalu repot dengan proses seperti orang yang ingin membangun Rumah sendiri, Anda tinggal datang ke lokasi perumahan yang Anda inginkan, datang ke bagian pemasaran, memilih cluster yang anda inginkan dan selesai.

Berbeda dengan proses jika Anda ingin membangun Rumah sendiri baik menggunakan jasa Arsitek / kontraktor maupun dikerjakan sendiri.

Nah berikut ini adalah beberapa hal yang diperlukan untuk membangun Rumah agar semuanya berjalan dengan lancar, disamping Anda harus menyediakan dana tentunya.
  1. Memilih lokasi tanah,

    Memilih lokasi dimana Rumah yang akan kita Bangun adalah suatu pekerjaan yang menuntut suatu ketelitian, bukan saja aspek teknis, juga beberapa aspek lain yang turut menentukan, seperti aspek ekonomi, pencapaian juga aspek lain yang bisa dijadikan dasar pemilihan lokasi tanah dimana kita akan membangun Rumah nantinya.

    Aspek Ekonomi : Mungkin aspek ekonomi ini lebih mengedepankan sisi nilai tanah tersebut jika dilihat dari segi investasi, apakah nilai tanah dan lingkungan sudah sesuai dengan harga bangunan yang akan di rencanakan, misal lokasi tanah yang berada di suatu daerah yang kurang strategis ( di dalam gang, di daerah pemukiman padat, di daerah pinggiran kota dengan akses yang sulit, dll ) akan di Bangun Rumah dengan nilai diatas Rp 500 juta, jika dilihat secara ekonomi maka nilai bangunan dan nilai tanah tidak sesuai dengan prinsip ekonomi, pasti jika Rumah tersebut akan di jual harganya juga akan jatuh, padahal harga bangunan sudah tinggi, itu disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Oleh karena itu disarankan untuk memilih lokasi tanah yang sesuai dengan rencana pembangunan, atau jika kita memang sudah memiliki tanah yang berada di lokasi yang kurang menguntungkan secara ekonomi, maka rencana pembangunan juga harus disesuaikan dengan nilai tanah yang ada.

    Aspek Pencapaian : Alasan pemilihan lokasi juga bisa dilihat dari aspek pencapaian ini, biasanya kita mengukur aspek pencapaian ini dengan kegiatan rutin aktivitas kita sehari – hari, seperti bekerja, sekolah anak – anak, dan pencapaian dari fasilitas – fasilitas lain seperti hiburan dan perdagangan. Semakin dekat lokasi dimana kita ingin membangun Rumah dengan tempat kita bekerja, sekolah anak – anak, hiburan dan perdagangan, maka lokasi tersebut akan semakin memiliki nilai positif dari aspek pencapaian ini, dan ini juga akan berpengaruh ke aspek ekonomi tentunya.

    Aspek Teknis :
  2. Mencari informasi mengenai harga bangunan, model atau trend arsitektur

    Setelah kita mempunyai tempat yang tepat dimana kita akan membangun Rumah, maka tahap berikutnya adalah mengumpulkan informasi selengkap mungkin tentang rencana pembangunan Rumah, kumpulkan informasi mengenai harga bangunan saat ini, melihat – lihat produk – produk bahan bangunan, misal dengan berjalan – jalan di super market bahan bangunan, dimana kita bisa melihat wujud dan harga bahan – bahan bangunan tersebut. Yang tidak kalah penting dalam mengumpulkan informasi sebanyak – banyaknya tentang Rumah adalah, melihat trend – trend arsitektur yang sedang berkembang saat ini, misal dengan melihat pameran perumahan, membaca majalah atau tabloid perumahan, bisa juga Anda mencari informasi melalui INTERNET tentang perumahan dan lain – lain cara Anda untuk mengumpulkan informasi mengenai pembangunan Rumah.
  3. Mencari Arsitek untuk membantu membuatkan disain Rumah

    Jika kita sakit, kita mencari dokter untuk menyembuhkan penyakit kita, jika kita mempunya mobil dan rusak maka kita mencari seorang montir untuk memperbaiki mobil kita. Dan siapa yang kita perlukan apabila kita ingin membangun Rumah ? tentu saja seorang arsitek yang kita cari. Terkadang banyak orang berpikir berapa kita harus membayar seorang arsitek, padahal kita hanya ingin membangun Rumah kecil saja, terkadang pemikiran seperti ini sering terlintas dalam pikiran banyak orang tentang seberapa perlunya memanggil seorang arsitek untuk membuatkan disain Rumah yang akan kita Bangun, yang terlintas seringkali adalah “ pasti mahal memakai jasa arsitek untuk membangun Rumah “ . Pemikiran – pemikiran inilah yang harus kita hilangkan, seringkali arsitek justru memberikan solusi – solusi mengenai rencana kita membangun Rumah, arsitek biasanya mencarikan solusi baik dari segi disain dan juga buget yang disediakan untuk rencana pembangunan Rumah tersebut agar sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Seorang arsitek justru akan memberikan gambaran yang sejelas – jelasnya tentang disain dan biaya yang akan dikeluarkan nanti, justru dengan memakai jasa arsitek kita sebisa mungkin menghindari pekerjaan pekerjaan yang nantinya akan menimbulkan pemborosan, bongkar pasang akibat dari perencanaan yang kurang matang sebelumnya, yang jika di bandingkan dengan jasa yang harus di bayar untuk seorang arsitek justru lebih besar, belum lagi hasil disain yang mungkin kita tidak puas.

    Dengan memakai jasa seorang arsitek, maka kita bisa melihat hasil akhir dari disain dengan bantuan sketsa – sketsa disain atau karena kemajuan teknologi saat ini, kita bisa juga melihat hasil akhir dari disain persis seperti aslinya dengan bantuan animasi komputer.
  4. Mengurus perijinan

    Setelah kita memiliki gambaran tentang rencana pembangunan Rumah, tahap berikutnya adalah tahap dimana kita mulai mengurus perijinan tentang rencana pembangunan Rumah tersebut, yaitu dengan mengurus Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) di instansi pemerintah dari kelurahan, kecamatan sampai dengan walikota. Luas tanah juga menentukan sampai sejauh mana kita mengurus IMB tersebut, untuk luas tanah kurang dari 200 M2 umumnya IMB cukup diurus sampai dengan Kecamatan saja, tetapi jika luas tanah kita lebih dari 200 M2 pengurusan bisa sampai Walikota.

    Berikut ini adalah syarat – syarat yang di perlukan untuk mengurus IMB ( Ijin Mendirikan Banguan ) :
    • Foto Copy KTP pemohon
    • Surat kuasa apabila penandatanganan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri
    • Foto Copy Bukti kepemilikan Hak Atas Tanah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
    • Foto Copy Gambar Rencana Bangunan dengan penjelasannya
    • Foto copy pelunasan PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan ) terakhir
    • Mengisi form yang sudah disediakan di kecamatan atau walikota
    • Ijin tetangga bagi bangunan bertingkat.
  5. Proses Perjanjian Pembangunan

    Proses Perjanjian Pembangunan adalah proses dimana kita memasuki tahap dimana rencana pembangunan Rumah akan dimulai, baik dikerjakan sendiri maupun di kerjakan oleh arsitek atau kontraktor. Proses Perjanjian Pembangunan ini wajib hukumnya agar tidak terjadi permasalahan – permasalahan yang timbul selama masa pembangun berjalan. Apabila di kerjakan sendiri, minimum kita mempunyai pelaksana mandor atau tukang yang akan mengerjakan fisik bangunan Rumah kita, disini kita harus menentukan aturan main dan syarat – syarat yang harus di penuhi, misalkan jam kerja, upah lembur, waktu pembayaran dll.

    Berbeda jika kita memakai jasa kontraktor, dimana segala permasalahan dengan tukang mungkin kita tidak pernah tau, yang kita tau adalah nilai kontrak antara kita pemberi tugas dan kontraktor yang melaksanakan pembangunan dan jadwal pelaksanaan. Dalam proses Perjanjian Pembangunan ini sebaiknya disebutkan pasal – pasal yang jelas dan detail baik dari syarat bahan yang akan di pakai, mutu dan kualitas juga campuran – campuran dari bahan dll. Pasal – pasal yang umumnya dicantumkan dalam surat perjanjian adalah :
    • Pasal 1. Tugas dan Waktu Kerja
    • Pasal 2. Syarat dan Mutu Bahan
    • Pasal 3. Harga Kontrak
    • Pasal 4. Pembayaran
    • Pasal 5. Penambahan Pekerjaan
    • Pasal 6. Lain – lain
    • Penutup
  6. Pengawasan Pembangunan
    • Pengawasan Pembangunan apabila di kerjakan sendiri

      Pengawasan pembangunan pada proyek yang di kerjakan sendiri akan berbeda dengan proyek yang di kerjakan oleh kontraktor. Jika proyek di kerjakan sendiri umumnya pengawasan yang terberat adalah pengawasan tenaga kerja, jika memakai system pembayaran harian, apabila tidak di awasi dengan benar bisa – bisa proyek akan molor dari jadwal yang sudah di tentukan. Jika memakai system borongan tenaga, ada kemungkinan tukang tidak memperhatikan kualitas karena mengejar target pekerjaan pembangunan tersebut. Oleh karena itu perlu di perhatikan system yang akan di ambil harian atau borongan tenaga, sesuaikan dengan kemampuan kita sebagai pemberi tugas, sampai sejauh mana kita bisa mengontrol jalannya proyek, jika kita bisa memberikan waktu lebih, system pembayaran harian bisa di ambil, tetapi jika kita sebagai pemberi tugas memiliki waktu terbatas maka system borong tenaga juga bisa menjadi alternative asalkan di buat perjanjian mengenai mutu pekerjaan jika tidak sesuai sanggup untuk di bongkar tanpa dikenakan biaya.

      Resiko – resiko diatas adalah hal yang paling umum jika pekerjaan di kerjakan sendiri dengan bantuan tukang langsung tanpa memakai jasa kontraktor, disamping resiko – resiko lain seperti hasil pekerjaan yang tidak sesuai akibat pengawasan yang kurang dll.

      Pengawasan Pembangunan apabila di kerjakan oleh Kontraktor
  7. Ceklist Pekerjaan

    Nah demikianlah tahap – tahap pembangunan Rumah yang bisa kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin membangun Rumah.
(sumber : internet)

AddThis Social Bookmark Button
Email this post

Design by alunkrya @ gmail.com